titikputih.

18.1.04

Urban Zombie

Hello, One dollar one dollar...
uncle auntie cik mak cik hello
Tissue papper for one dollar one dollar
Hello, one dollar~...

Liriknya emang saya tulis asal, sebab gak hafal. Tapi nada-nya masih terngiang-ngiang di kepala. Terutama nada one dollar terakhir. Dinyanyikan lantang oleh seorang 'auntie' di dekat stasiun MRT Expo yang mengharap sekeping uang dollar untuk 3 bungkus tissue-nya.

Loop itu diulang-ulang terus dengan volume dan pitch yang nyaris sama persis. Saya jadi ingat tone tukang jual es-krim Walls di Bandung. Loop itu diputar nyaris tanpa henti, kecuali saat tak ada orang yang melintas atau ketika ada orang yang beli tissue-nya, that's all. Setidaknya itulah yang terekam dalam otak saat saya sengaja menyulut rokok tidak jauh darinya sebagai alasan untuk memperhatikannya.

Saya cuman berdiri sebentar saja, seumur tigaperempat batang rokok, dan sudah banyak orang yang lalu lalang melewatinya. Ada yang menengok, entah karena lagunya atau karena tissue-nya, ada juga yang acuh, mungkin karena sudah biasa mendengarnya atau karena terburu-buru atau juga karena merasa pembicaraan di headset wireless-nya yang berteknologi bluetooth lebih penting. Saya senyum saja.

Setelah tigaperempat umur batang rokok saya pun jalan lagi sembari mengengok 'auntie' penjual tissue tua yang bertampang lusuh diatas kursi roda. Dia menyodorkan tissue-nya saat saya melewatinya, saya menengok (sambil menahan senyum), mencoba ramah dan bilang "bu yao auntie", lalu berjalan lagi seolah tak peduli -seperti layaknya orang-orang yang dari tadi melewatinya.


Menarik.
Ternyata saya bisa juga menjadi zombie kota ini :S

0 Comments:

Post a Comment

<< Home