titikputih.

25.6.04

Dongeng Hati

Sebentuk Hati berlari turuti nurani
"Mau kemana?" Tanya Birahi
"Mencari Cintaku"
"Maksudmu... aku?" Birahi menunjuk diri
"Bukan, aku mencari Cinta"
Lalu Hati berlalu dalam bisu
Tak peduli teriakan Birahi yg terus meng-aku.

"BERHENTI!!"
"Ya?" Sang Hati tiba" berhenti
"Kamu hampir saja terjun"
"Terjun?"
"Lihatlah! Di depanmu menguak jurang terdalam sepanjang hidupmu."
Hati terkejut. Kakinya diujung tanduk jurang itu.

"Cintaku menunggu disana wahai Akal" Hati menunjuk.
"Aku tahu"
"Lalu kenapa kau mencegahku?"
"JURANG!! wahai Hati yg buta"
"Lalu?"
"JATUH?! MATI?! TIDAK HIDUP LAGI?!"
"Ooh..."
Hati tersenyum lalu terjun. Melambai genit pada Akal yang terduduk.
Akal masih saja diam bersila. Digelengkan kepalanya. Matanya terpejam.

Terguling guling Hati di curamnya jurang. Di wajahnya ada senyum kemenangan. Untuk Cinta.
Semak dan onak menyerbu tubuhnya disana sini, goreskan luka di kaki dan tangan Hati. Hati menjerit, mengaduh sakit, tapi lalu tersenyum lagi. Sambil terus berguling menuruni tebing.

Bayangan Cinta selalu di benaknya. Harapan indah selalu di khayalnya. Hati tertawa, dia tahu bahwa semua ini demi Cinta-nya. Dan dia tahu dia tidak akan menyesal.

*

Duri dan Onak dirangkainya. Empat tangkai duri disulap jadi kuncup mawar. Merah muda warnanya. Sejumput onak dirubah jadi indah lalu ditambahkan sebagai pelengkap. Terbungkus lembar transparan kejujuran. Diberikannya kepada Cinta.

"Apa ini?"
"Sebuah tanda dari Hati utk Cinta"
"Untuk apa?"
"Untuk Cinta"
"Aku tidak butuh!" Bunga itu dibuang Cinta ke Tanah. Tanah pun menelannya. Hati tersenyum.
"Apa kamu senyum-senyum?!" Cinta sinis. Hati tersenyum memandang Cinta.
"Kamu marah dong!" Teriak Cinta.
"Kudengar Cinta memang kejam. Aku sudah siap. Untuk apa aku marah?"
"Aku baru saja menolakmu. Kamu seharusnya marah."
"Begitu ya?"
"Gak usah sok polos deh..!!" Cinta membalikan badannya.
Hati tersenyum. "Kamu.. indah.." Katanya.
Cinta jadi bingung. Sambil bertolak pinggang dia manyun.
"Aku sudah melompati jurang, diserang duri dan dicambuki onak. Tubuhku terluka dan remuk di dalam."
"Dan itu semua demi aku..." Cinta senyum sinis.
"Ya. Tapi aku bukan kesini untuk merajuk atau menagih hutang budi."
"Lalu aku menolakmu..." Cinta seolah tidak mendengar.
"Semua pedih telah kulalui, apalah arti kesedihan dari penolakanmu."
"Jadi kamu tidak patah, Hati?"
"Tentu aku patah. Tapi apakah aku harus sakit?"
"Nggak juga sih!" Cinta membalikan badannya.

"Baiklah... Aku tak berniat memaksa" kata Hati sambil tersenyum lagi. Lalu melangkah pergi. Dan hilang bersama sepi. Senyum puasnya masih terpatri di bibir.

"Tunggu!" Kata Cinta haru akan ketulusan Hati.

"Hati! Tunggu! Jangan kau pergi sebelum kau tahu bahwasanya aku, Cinta, saat ini telah jatuh ke pelukanmu..." Panggilannya tak terbalas.
"Hati? Hati! Dimana kamu?! TUNGGU! JANGAN KAU PERGI DULU!!" Teriakannya menyatu dengan tangis. Menggema seantero bumi. Tapi Hati telah pergi. Menghilang bersama kesepian dan angin malam yg dingin... ***

0 Comments:

Post a Comment

<< Home